Maklumat

Tulisan-tulisan terkini dapat juga didapatkan di halaman Kompasiana di alamat https://kompasiana.com/didikaha

Khusus untuk konten-konten sastra seperti puisi, cerpen dan esai silahkan kunjungi http://blog.edelweis-art.com. Terima kasih (Penulis)

Sabtu, Juli 07, 2007

PETA CINTA


DUNIA dengan penuh cinta, memang adalah dunia harapan kita semua. Dunia impian kita bersama. Namun, sejatinya, kehadiran ataupun ketiadaan, dapat dirasakan ataupun tidaknya cinta, tergantung pada diri & perasaan masing-masing kita, masing-masing orang dalam menyikapinya. Ada orang-orang yang bisa menyadari serta menerima kehadiran cinta itu sebagai satu anugerah. Hingga mereka pun dengan sukarela, atas nama cinta, mau membangun kehidupan ini dengan penuh kasih sayang, ketentraman, kedamaian. Saling menghormati. Saling menghargai. Tak ada caci maki pada mulut mereka. Tak ada tatap curiga dan permusuhan pada mata mereka. Tak ada iri dengki. Dalam kemajemukannya, mereka saling menerima. Saling mengisi dan melengkapi. Hingga dunia pun tercipta sebagai satu wilayah yang, sering kita sebut sebagai wilayah surga dunia, yang senantiasa menghadirkan kisah-kisah indah.


Ada pula orang-orang yang sejatinya memiliki cinta, namun tidak seperti orang-orang yang pertama, mereka tidak menyadari akan keberadaan cinta. Hingga mereka seringkali pangling dengan cinta. Mereka adalah orang-orang yang seringkali melangkah dengan tergesa-gesa dan ragu-ragu. Berbicara dengan diulang-ulang. Seringkali duduk menyendiri di pojok kamarnya yang gelap—padahal beberapa waktu sebelumnya mereka asyik riang tertawa-tawa di luar. Mereka mudah kita kenali. Matanya cekung. Sinar matanya redup. Mereka berjingkat-jingkat—seperti takut meninggalkan jejak—saat masuk ke rumah orang lain. Pandangannya selalu mengadu. Mereka adalah orang-orang yang tidur larut malam dan akan terbangun pagi-pagi sekali. Mereka selalu mengenakan pakaian yang paling bagus yang mereka miliki. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa memerlukan teman dalam perjalanan pulangnya, sebab mereka seringkali lupa dengan rumah mereka sendiri. Mereka seringkali bingung kemana harus pulang.


Ada pula orang-orang yang tak lagi memiliki cinta. Mereka telah kehilangan cinta ataupun memutuskan untuk tidak memiliki cinta dalam hidupnya. Jika kita bertemu dengan mereka, kita pun akan mudah mengenali mereka. Mata mereka selalu menyala—namun pandangannya kosong. Mulut mereka selalu berbusa. Mereka selalu mengenakan pakaian yang sama atau jika berganti-ganti, maka dalam sehari, mereka bisa berganti berpuluh kali. Langkah kakinya berat dan berdebu. Mereka selalu melolong saat purnama tiba—persis seperti srigala. Mereka lebih suka tidur di kolong—padahal ranjang mereka empuk-empuk. Mereka adalah orang-orang yang sakit. Mereka adalah orang-orang yang sangat perlu dikasihani. Sangat perlu!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar