Maklumat

Tulisan-tulisan terkini dapat juga didapatkan di halaman Kompasiana di alamat https://kompasiana.com/didikaha

Khusus untuk konten-konten sastra seperti puisi, cerpen dan esai silahkan kunjungi http://blog.edelweis-art.com. Terima kasih (Penulis)

Tampilkan postingan dengan label Desain Web. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Desain Web. Tampilkan semua postingan

Kamis, Januari 07, 2016

Mengakses Google Fonts secara Offline

Memilih jenis font apa yang sesuai untuk situs atau aplikasi web yang akan kita buat, merupakan salah satu hal yang cukup penting bagi kita. Selain tidak menyulitkan pengunjung atau pengguna untuk membaca konten (baca: tulisan) yang ada di web kita, tentu unsur keindahannya pun kita harapkan. Salah satu alternatif yang bisa kita gunakan adalah dengan memanfaatkan Google Fonts. Setidaknya ada tiga alasan mengapa kita menggunakan Google Fonts:

  1. Mudah menggunakannya
  2. Tersedia banyak jenis dan style 
  3. Gratis

Untuk menggunakan Google Fonts pada web kita, pertama, kita masuk ke halaman www.google.com/fonts. Langkah kedua setelah kita berada di halaman Google Fonts, kita pilih jenis dan style font apa yang akan kita gunakan. Kemudian akan ditampilkan kode css untuk kita pasang di web kita. Done. Font yang telah kita pilihpun bisa kita gunakan untuk web kita.

Misal kita akan memilih jenis font berupa Open Sans dengan semua style yang ada, maka kode yang akan kita dapat adalah:

<link href="https://fonts.googleapis.com/css?family=Open+Sans:400,400italic,600,600italic,700,700italic,800,800italic,300italic,300" rel="stylesheet" type="text/css">

atau

@import url(https://fonts.googleapis.com/css?family=Open+Sans:400,400italic,600,600italic,700,700italic,800,800italic,300italic,300);

Kita bisa menggunakan salah satu dari kedua kode tersebut sesuai selera kita masing-masing. Perbedaan penggunaannya adalah, untuk yang pertama, kode disisipkan pada script page yang kita buat (biasanya di antara tag <head></head>), sementara kode yang kedua disisipkan di dalam file css. Adapun penggunaannya, sama seperti penggunaan font lainnya yaitu dengan kode:

font-family: 'Open Sans', sans-serif;

Gampang, bukan?

Ya, sangat gampang. Namun, ada kendala yang cukup mengganggu. Dikarenakan akses font ini berlangsung secara online, dalam arti karena lokasi font berada pada web Google Fonts, mau tidak mau untuk menggunakannya, kita pun harus selalu terhubung dengan internet. Jika web kita dijalankan secara offline (misal sebagai aplikasi yang dijalankan hanya di local area network sebuah kantor yang tidak dihubungkan dengan internet), dengan kode yang kita dapatkan seperti di atas, tentu kita tidak dapat menerapkannya untuk web kita.

Well, seperti kita tahu, sebenarnya kode tersebut di atas berguna untuk mengakses ataupun meng-import kode css yang ada pada file css Google Fonts yaitu https://fonts.googleapis.com/css?family=Open+Sans:400,400italic,600,600italic,700,700italic,800,800italic,300italic,300. Jadi, secara teknik, kita masih dapat menggunakan Google Fonts untuk aplikasi web kita yang berjalan secara offline yaitu dengan cara menyalin dan menyimpan file css Google Fonts tersebut ke dalam folder aplikasi web kita.

Silahkan klik tautan Google Fonts di atas. Tautan tersebut akan menampilkan sebuah file css.



Simpan file tersebut (klik Ctrl+S) dengan nama font-open-sans.css pada folder css pada folder aplikasi web kita. Buka file css yang telah kita download menggunakan text editor (misal Notepad atau Sublime Text). Copy dan buka semua url font seperti pada gambar di atas yang berwarna biru. Saat kita buka url tersebut, secara otomatis akan terbuka window Save As yang memerintahkan kita untuk menyimpan file font. Simpan file font pada folder css/fonts. Misal url yang kita buka adalah https://fonts.gstatic.com/s/opensans/v13/DXI1ORHCpsQm3Vp6mXoaTa-j2U0lmluP9RWlSytm3ho.woff2. Maka file font yang tersimpan bernama DXI1ORHCpsQm3Vp6mXoaTa-j2U0lmluP9RWlSytm3ho.woff2 (sebaiknya biarkan tetap demikian namanya). Jika sudah selesai, sekarang kita lakukan sedikit modifikasi pada script css font-open-sans.css:

url(https://fonts.gstatic.com/s/opensans/v13/DXI1ORHCpsQm3Vp6mXoaTa-j2U0lmluP9RWlSytm3ho.woff2)

menjadi

url('fonts/DXI1ORHCpsQm3Vp6mXoaTa-j2U0lmluP9RWlSytm3ho.woff2')

Ulangi untuk semua kode yang serupa. Done. Sekarang kitapun bisa mengakses font dari Google Fonts yang telah kita pilih tanpa perlu terhubung dengan internet alias secara offline. Oya, karena sekarang kita mengakses file css bukan lagi ke file yang ada di web Google Fonts melainkan file css yang telah kita salin dan simpan ke dalam folder css aplikasi web kita, maka kitapun perlu merubah kode akses file css-nya menjadi:

<link href="css/font-open-sans.css" rel="stylesheet" type="text/css">

atau

@import url('css/font-open-sans.css');

Demikian. Mudah-mudahan bermanfaat. Happy coding! :)

Rabu, Februari 04, 2009

Enkripsi Data dengan Script PHP

Dalam pengiriman paket data yang bersifat rahasia, seperti halnya password, tentu kita membutuhkan keamanan agar data tersebut tidak sampai jatuh dan dimanfaatkan oleh pihak lain yang tidak berwenang.

Bekerja dengan PHP, kita bisa memanfaatkan fungsi hashing untuk mengenkripsi data.

Berikut ini adalah fungsi-fungsi hashing yang disediakan oleh PHP di mana masing-masing fungsi akan menghasilkan data enkripsi yang berbeda-beda:

md2
md4
md5
sha1
sha256
sha384
sha512
ripemd128
ripemd160
ripemd256
ripemd320
whirlpool
tiger128,3
tiger160,3
tiger192,3
tiger128,4
tiger160,4
tiger192,4
snefru
gost
adler32
crc32
crc32b
haval128,3
haval160,3
haval192,3
haval224,3
haval256,3
haval128,4
haval160,4
haval192,4
haval224,4
haval256,4
haval128,5
haval160,5
haval192,5
haval224,5
haval256,5

Untuk mengengkripsi data, script-nya adalah hash($method,$source); di mana $method adalah metode atau fungsi hashing tersebut di atas yang akan dipakai, sedangkan $source adalah adalah kata yang akan dienkripsi.

Ingin instan? Silahkan gunakan form di bawah!!

Jumat, Januari 09, 2009

Menyiasati Persoalan Background Editor (TinyMCE) pada Web Joomla!

Bagi pengguna web Joomla! 1.0.x, mungkin pernah mengalami persoalan, di mana saat ingin menuliskan artikel ataupun mengeditnya (menggunakan mode TinyMCE editor), merasa terganggu gara-gara background editornya berwarna gelap atau bahkan hitam yang menyebabkan tulisannya tidak dapat dibaca. Dalam hal ini jika pemilik atau desainer template web tersebut memilih warna gelap atau hitam untuk background halaman webnya. Ini tidak lain karena background TinyMCE editor menggunakan warna background halaman (body) yang ada pada file template_css.css yang sedang aktif.

Beberapa artikel yang bisa didapatkan via Google, memang telah memberikan solusi untuk hal ini, seperti yang dibahas di Forum Joomla!. Namun kebanyakan harus melakukan perubahan pengaturan pada beberapa file yang mesti diakses via "backdoor" (cpanel) web. Ini bukan masalah jika admin ataupun desainer web mempunyai akses untuk itu. Toh, beberapa pemilik dan pengelola situs hanya memberikan hak akses kepada desainer web, atau tepatnya desainer template, sebatas menginstalasikan templatenya via halaman administrator (back-end) Joomla!, sementara admin web yang ada hanya difokuskan pada pengelolaan konten web.

So?

Coba sekarang kita menggunakan pendekatan terbalik. Jika dicermati, yang menjadi sandungan persoalan yang ada adalah bahwa Joomla! memberlakukan pengaturan tunggal untuk background halaman web (front-end) dan juga editor (TinyMCE) termasuk halaman print preview. Seperti pada pengaturan di bawah ini:

body { background-color: #0000ff; }

Pengaturan ini akan menjadikan semua background berwarna biru.

Secara langsung, dari file template_css.css, kita tidak bisa melakukan pengaturan khusus untuk background editor. Namun, jangan lupa, kita 100% bisa melakukan pengaturan background halaman front-end.

Untuk itu, yang perlu kita lakukan adalah memberikan pengaturan khusus untuk background halaman front-end berupa class ataupun id. Katakanlah secara umum background berwarna putih dan tanpa dekorasi ataupun gambar apapun. Namun untuk halaman front-end yang dikunjungi orang umum, kita ingin background-nya berwarna hitam dengan gambar latar burung garuda di tengah-tengahnya. Simak pengaturan berikut:

body { background-color: #ffffff; }

body.frontend {
background-color: #000000;
background-image: url(../images/garuda.png);
background-position: center center;
background-repeat: no-repeat;
background-attachment: fixed;
}

Pengaturan body yang pertama akan memberikan efek atau style secara umum berupa background yang berwarna putih. Sementara pengaturan di bawahnya (dengan diberi class frontend) akan memberikan pengaturan khusus berupa background yang berwarna hitam dengan latar gambar garuda yang akan tetap berada di tengah-tengah halaman meski saat discroll sekalipun.

Namun pengaturan ini tidak akan langsung memberikan efek tersebut di atas terhadap halaman front-end. Sementara ini, tetap saja halaman front-end akan mempunyai background berwarna putih.

Untuk menjalankannya, buka file index.php untuk template yang kita buat atau sedang digunakan. Edit baris atau tag:

body

Sisipkan class yang telah kita buat menjadi:

body class="frontend"

atau menggunakan id misalnya:

body id="khusus"

Jangan lupa save file tersebut.

Sekarang coba buka halaman front-end dan editor (TinyMCE). Bagaimana?

Sederhana, bukan?

Selasa, Oktober 21, 2008

Utak-atik Joomla! di PC dan Laptop Pribadi

Ini memang bukan hal baru. Namun jika Anda belum mengetahuinya, maka tulisan ini mungkin layak untuk Anda simak. Ya, menjalankan Joomla! dari PC atau laptop Anda.

Sebagaimana kita maklumi bersama, penulisan script Joomla! menggunakan dokumen PHP, di mana untuk mengolah script yang ada dibutuhkan sebuah server. Berbeda dengan HTML dan atau JavaScript yang bisa langsung dieksekusi atau ditampilkan oleh web browser semacam Firefox dan Internet Explorer. Ini yang menyebabkan mengapa Joomla! sulit dijalankan pada komputer Windows. Namun, banyak jalan menuju Roma. Sulit bukan berarti tidak bisa, bukan?

Untuk menjalankan Joomla! di PC ataupun laptop yang berbasis Windows, kita bisa menggunakan paket server instan yang terdiri dari Apache, MySQL dan PHP yang terangkum dalam paket WampServer yang merupakan pengembangan dari WAMP5. Meski WampServer memang bukan satu-satunya paket server instan untuk Windows—sebut saja yang lain misalnya PHPTriad, XAMPP dan Reactor Server, namun instalasi dan pengoperasian WampServer yang simpel dan user friendly, membuat WampServer patut dijadikan rujukan.

Hingga tulisan ini dibuat, WampServer telah dirilis hingga versi 2.0 yang bisa didownload secara GRATIS dari situsnya yaitu www.wampserver.com. Dan uraian berikut ini mengacu pada versi tersebut.


  1. Download file WampServer 2.0 dari www.wampserver.com/en/download.php

  2. Buka dan instal file WampServer 2.0 yang telah selesai didonwload dengan mengikuti petunjuk yang ada

  3. Saat pertama kali file WampServer 2.0 dibuka akan muncul peringatan seperti gambar di bawah; tekan "Yes" untuk melanjutkan proses instalasi, kecuali jika sebelumnya Anda telah menginstal WampServer versi 1.x maka Anda harus meng-uninstalnya terlebih dahulu

  4. Pada bagian "Select Destination Location", secara default instalasi Wampserver akan tersimpan di folder c:\wamp, namun jika Anda ingin menempatkannya di folder lain, klik tombol "Browse" di samping kanannya lalu pilih folder yang dikehendaki

  5. Pada bagian "Select Additional Tasks", centang kotak "Create a Quick Launch icon" untuk membuka pilihan mengaktifkan WampServer langsung selesai proses instalasi dan atau centang kotak "Create a Desktop icon" untuk membuat ikon Wampserver di layar deskop

  6. Pada bagian "PHP mail parameters" biarkan parameter sebagaimana adanya, langsung tekan "Next" untuk melanjutkan

  7. Setelah proses instalasi selesai, secara otomatis WampServer akan aktif yang diindikasikan dengan munculnya ikon Wampserver di pojok kanan bawah desktop seperti terlihat pada gambar di bawah. Untuk mengaktifkan WampServer secara manual bisa dengan mengklik ikon Wampserver yang ada di layar desktop atau dengan membukanya dari menu Programs (Start —> Programs —> WampServer —> Start WampServer). Untuk menonkatifkan WampServer bisa dengan mengklik kanan ikon aktif WampServer lalu pilih "Exit"

  8. Saat baru diaktifkan, mula-mula sebagian ikon aktif WampServer berwarna merah, tunggu hingga warna merah tersebut hilang berganti dengan warna putih semua dan WampServer pun siap digunakan. Untuk menguji apakah WampServer telah benar-benar aktif atau belum, buka alamat http://localhost dengan web browser yang ada atau dengan mengklik ikon aktif WampServer lalu klik "Localhost" di bagian paling atas shortcut list (lihat gambar di bawah), jika berhasil maka akan tampil halaman depan (homepage) WampServer

Sekarang saatnya menginstalasikan Joomla!.

  1. Donwload file Joomla! dari www.joomla.org/download.html baik untuk Joomla versi 1.0.x maupun versi 1.5.x

  2. Ekstrak file Joomla! yang telah didownload ke dalam folder www di dalam folder instalasi WampServer (c:\wamp atau yang ditentukan sebelumnya)

  3. Ganti nama folder file Joomla! hasil ekstrak, misalnya dengan joomla1 atau joomla15

  4. Buka file Joomla! tersebut dengan menggunakan web browser dengan mengetikkan alamatnya (misal http://localhost/joomla1 atau http://localhost/joomla15) untuk memulai proses instalasi

  5. Ikuti langkah-langkah instalasi secara berurutan

  6. Pada bagian "Pre-installation Check", jika muncul peringatan misalnya "PHP magic_quotes_gpc setting is 'OFF' instead 'ON'" untuk Joomla! versi 1.0.x atau peringatan bahwa "Display Errors" seharusnya "Off" untuk Joomla! versi 1.5.x, kita bisa mengatur ulang settingan tersebut dengan cara mengklik ikon aktif WampServer —> PHP —> PHP settings lalu klik settingan yang dimaksud untuk mengaktifkan ataupun menonaktifkannya—jika muncul peringatan seperti pada gambar di bawah, klik "OK", setelah itu klik kembali ikon aktif WampServer lalu pilih "Restart All services". Jangan lupa refresh halaman "Pre-installation Check" hingga semua settingan yang disyaratkan terpenuhi, lalu lanjutkan ke bagian berikutnya

  7. Pada bagian "Step 1" pada Joomla 1.0.x atau bagian "Database" pada Joomla! 1.5.x, isi konfigurasi sebagai berikut:

    • Hostname: localhost

    • MySQL User Name: root

    • Password: [kosongkan]

    • MySQL Database Name: [terserah, misal proyek_joomla1, joomla atau database_joomla]

    • MySQL Table Prefix: [misal jos_]


  8. Pada bagian "Step 2" & "Step 3" pada Joomla 1.0.x atau bagian "Configuration" pada Joomla! 1.5.x, isi nama situs, email pribadi dan password untuk login ke halaman administrator (back-end) Joomla!

  9. Khusus Joomla! 1.5.x, pada bagian "FTP Configuration" (sebelum bagian "Configuration"), pilih "No" pada "Basic Settings"

  10. Jangan lupa pilih "Install Sample Data" pada bagian "Step 1" pada Joomla! 1.0.x atau "Configuration" pada Joomla 1.5.x

  11. Terakhir, setelah selesai, hapus folder installation yang ada di folder Joomla! di folder www

Nah, sekarang Joomla! pun ready dijalankan dan kita bisa masuk ke halaman administrator dengan username admin dan password seperti yang telah kita pilih sebelumnya untuk mengutak-atik Joomla!, dengan tanpa was-was lagi dengan koneksi internet yang bisa putus sewaktu-waktu, of course, fulus kita pun akan sedikit terhemat karena kita tidak memerlukan biaya lagi untuk mengakses internet.

Selamat ber-Joomla!

Senin, Oktober 13, 2008

Merubah Background Desktop Windows Menjadi Gambar Animasi dengan Flash

Lazimnya, tampilan gambar background pada desktop adalah sebuah gambar yang statis. Toh, bukan berarti kita tidak bisa menampilkan gambar bergerak (animasi) pada desktop. Ya, kita bisa menjadikan animasi sebagai tampilan background desktop dengan bantuan Flash. Of course, ini akan menjadikan kejenuhan kita kala bekerja di depan komputer sedikit terobati.

Mungkin Anda pun sebenarnya telah mengetahui pula hal ini. Namun, jika Anda belum tahu caranya, Anda bisa menyimak uraian berikut ini.

Saya ambil contoh animasi yang akan ditampilkan berupa flash movie sea-animals.swf yang file-nya saya sertakan (silahkan klik download di bagian akhir tulisan ini untuk mengunduhnya). Ide awal dari "sea-animals" ini adalah dari anak saya, Nurul (1,5 tahun) yang sangat menggemari dunia bawah laut. Saking gemarnya, film-film yang menceritakan tentang kehidupan bawah laut, tak bosan-bosannya ia tonton saban waktu, selain Kungfu Panda dan Barney sebagai favoritnya. Di laptop kebetulan saya mempunyai sebuah gambar kumpulan hewan laut yang saya download dari sebuah situs yang saya lupa alamatnya. Saya jadikan kemudian gambar tersebut sebagai tampilan desktop pada laptop karena Nurul pun suka nimbrung saat saya sedang di depan laptop. Tiba-tiba timbul ide dalam pikiran saya, kenapa tidak dijadikan saja gambar itu sebagai animasi?? Sambil membuka program Flash 8, dengan bantuan Photoshop, saya pilah-pilih gambar-gambar yang bisa mewakili. Mula-mula saya ambil gambar lumba-lumba dan mengimpornya ke dalam Flash. Saya coba utak-atik ... Kemudian saya ambil lagi gambar paus, lalu hiu, kuda laut dan ubur-ubur. Satu persatu ... hingga jadilah sebuah movie. Upss.. tapi rasanya masih ada ruang kosong. Akhirnya saya ambil gambar ikan, dan masih dengan bantuan Photoshop, saya duplikasi gambar tersebut menjadi tujuh ekor yang bergerombol. Saya coba putar lagi. Ready! Dan setelah saya masukkan gambar background, akhirnya saya save dan terakhir saya publish juga ke HTML (agar bisa dijadikan sebagai tampilan background desktop, karena selain bisa menampilkan gambar statis, desktop juga bisa menampilkan file HTML sebagai background-nya). Oke, sekarang tinggal membukanya di desktop. Yes!!

Saya pun mencoba mendiskusikan hasilnya dengan istri saya, apa-apa yang kurang. "Ubur-uburnya kalau bisa jalannya jangan terusan gitu dong, Yah, terputus-putus gitu..," komentar istri saya memberi masukan. He he he .. bener juga. Saya pun mengedit kembali si ubur-ubur. Then ... jadi deh, flash movie seperti yang dapat Anda lihat di bawah ini.



Bingung?? He he he .. oke, gini:

Pertama, buat flash movie yang kita inginkan seukuran desktop (misal 800x600 px atau 1024x768 px)

Kedua, jika sudah jadi, publish juga flash movie ke format HTML. Pastikan browser di komputer atau laptop Anda telah menyediakan flash player, jika belum, silahkan download dan instal terlebih dulu dari sini

Ketiga, edit background desktop, bisa dengan melalui menu Display di Control Panel atau klik kanan di sembarang tempat pada tampilan desktop lalu pilih Properties hingga akan muncul gambar berikut:



Klik menu Desktop lalu klik Browse. Cari file HTML yang berisi flash movie yang akan kita jadikan background lalu klik Open, setelah itu klik OK.



Keempat, agar tampilan gambar desktop lebih maksimal tanpa "terganggu" tampilan ikon-ikon program dan folder, kita bisa menyembunyikan ikon-ikon tersebut dengan cara .. klik kanan pada desktop, pilih Arrange Icons By -> Show Desktop Icons. Lihat gambar a di bawah. Jika yang muncul seperti gambar b di bawah, arahkan pointer di bagian pojok desktop lalu klik kanan hingga muncul tampilan seperti gambar a di bawah.



gambar a

gambar b


Download "Sea Animals" (32 KB)

Catatan: Ekstrak terlebih dahulu file yang telah didownload. Jangan pisahkan file sea-animals.html & sea-animals.swf, tetap tempatkan dalam satu folder. Jika tidak, maka animasi tidak dapat dijalankan pada desktop.

Senin, Juli 21, 2008

"Error Log!" yang Sering Terlupakan .. (Seri Joomla!)*

Membuat mungkin gampang, tapi yang susah adalah merawatnya.

Pepatah ini barangkali berlaku juga buat website yang kita miliki. Yah, merancang dan membangun sebuah web, barangkali tidaklah susah-susah amat. Terlebih sekarang sudah ada paket website "siap saji" seperti Joomla! yang ibarat mie instan, hanya perlu "diseduh" sebentar untuk kemudian dapat disajikan dan dinikmati. Namun yang menjadi persoalan adalah merawatnya kemudian. Karena bukan tidak mungkin website yang telah kita bangun dan kembangkan sedemikian rupa, akan menjadi sia-sia gara-gara di-obok-obok orang. Tidak terkecuali untuk web yang berbasis Joomla!. Meski sistem sekuritas Joomla! bisa dibilang oke, toh Joomla! sudah demikian populernya, di mana merupakan "dilema" tersendiri bahwa anatomi sistem Joomla! (tentang tata letak file dan folder) tentu sudah tersebar luas juga sebagai rahasia umum "peta harta karun" website yang bersangkutan. Mau tidak mau kita harus lebih ekstra waspada. Terlebih jika web yang kita kelola bersangkutan dengan hajat dan kepentingan banyak orang. Entah karena web kita merupakan web komunitas yang menghimpun banyak orang dengan beragam pengetahuan dan kepribadian (baca: sifat), entah karena domain yang kita miliki cukup nyentrik hingga menjadi incaran banyak orang, entah karena ketatnya persaingan bisnis yang kita geluti, hingga tidak mungkin ada satu-dua orang yang "tidak suka" dengan kita dan berusaha mengacaukan segala sistem yang kita miliki—termasuk website kita, bla bla bla ...

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk lebih meningkatkan keamanan website kita. Hal yang terpenting tentu saja melakukan back-up secara rutin, termasuk setelah kita melakukan pembaharuan (update) template, komponen maupun modul, ataupun penambahannya. Selain kita bisa melakukan back-up dari kontrol panel hosting web, khusus untuk web Joomla! kita pun bisa melakukannya dari halaman belakang (back-end) web Joomla! kita dengan memanfaatkan komponen back-up seperti yang ada di Joomla! Extensions Directory.

Kedua, jika dianggap perlu, kita bisa juga melakukan modifikasi terhadap file maupun folder bawaan Joomla! seperti mengganti login default administrator hingga dapat mengacaukan "peta harta karun" kita.

Ketiga, pastikan permissions untuk folder-folder penting seperti administrator, components, includes dan modules tidak lebih dari 755 dan untuk file-filenya tidak lebih dari 644.

Keempat, dan ini yang mungkin sering dilupakan, periksa Error Log! secara berkala. Error Log! menyajikan daftar log (akses) ke website yang dianggap menyalahi ataupun membahayakan. Dari Error Log! inilah kita bisa mengetahui siapa-siapa yang berusaha "campur-tangan". Termasuk mendapatkan informasi tentang kekeliruan prosedur yang kita jalankan serta informasi tentang file dan ataupun folder yang perlu dibenahi— yang bisa mnejadi rujukan saat terjadi instalasi error komponen, modul, mambot ataupun template. Dari Error Log! inilah kita bisa memutuskan langkah atau solusi apa kemudian. Misalnya memblokir IP pengunjung yang dianggap "nakal". Kita bisa mengakses error Log!, dari halaman cPanel, web kita ataupun dengan memanfaatkan komponen semacam yang bisa didapatkan di Joomla! Extensions Direktory

Salam! :)

* dimuat juga di kolom Tutorial ID Joomla!

Selasa, Juni 10, 2008

Mengenal Jenis-jenis File Gambar (GIF,JPEG & PNG)

Dalam membuat sebuah situs ataupun mempercantik halaman blog—termasuk halaman profile seperti di Friendster dan situs komunitas lainnya—adakalanya kita menyisipkan gambar di dalamnya. Entah gambar statis ataupun gambar dinamis (animasi).

Sebenarnya ada banyak macam dan jenis gambar. Namun yang seringkali dipakai untuk tampilan web adalah GIF (berekstensi .gif), JPEG (berekstensi .jpg) dan PNG (berekstensi .png)—juga FLASH (berekstensi .swf) yang biasa digunakan untuk gambar bergerak dan atau video.

Di sini kita akan coba untuk mengenal masing-masing file GIF, JPEG dan PNG tersebut beserta perbedaannya.


GIF (Graphic Interchange Format)

File GIF digunakan untuk mengkompresi file asli sampai dengan 256 warna. Karena sangat tidak mungkin menggunakan file asli untuk ditampilkan ke web mengingat ukuran file asli (dalam bentuk bitmap) luar biasa besarnya.

File GIF bisa menghasilkan baik gambar statis maupun dinamis (animasi). Sangat cocok untuk gambar dengan pemisahaan warna yang jelas (tidak bergradasi) seperti logo & teks.


JPEG (Joint Photograph Expert Group)

Jika kita ingin menampilkan gambar foto ataupun gambar dengan detail yang rumit dan bergradasi, kita bisa menggunakan jenis file ini. File JPEG dapat menghasilkan gambar yang hampir seperti aslinya. File JPEG dapat menghasilkan warna sampai dengan 16 juta warna. Toh, warna yang disediakan oleh web browser hanya terbatas sampai dengan 216 warna. Namun demikian web browser akan menggantikan warna yang tidak tersedia dengan warna yang serupa yang tersedia, hingga tampilan gambar tetap akan terlihat cantik. Ukuran file JPEG biasanya lebih besar daripada GIF.


PNG (Portable Network Graphic)

File PNG bisa bekerja baik pada gambar dengan pemisahan warna jelas maupun bergradasi. File PNG terbagi atas PNG-8 dan PNG-24. PNG-8 dapat mengkompresi gambar dengan ukuran file lebih kecil daripada GIF. Sementara PNG-24 menyimpan file dengan ukuran yang lebih besar. PNG-24 biasa digunakan untuk gambar foto ataupun bergradasi, karena gambar yang dihasilkan akan lebih tajam. Kelebihan lainnya, PNG mendukung gambar transparansi.




















GIF (12KB)JPEG (6,78 KB)
PNG-8 (11,5 KB)PNG-24 (37 KB)

Contoh gambar dengan warna backgorund asli transparan
disertai efek outer glow warna putih (75 %) pada gambar
(dimensi gambar 150 px X 150 px)


(dirangkum dari berbagai sumber)

Kamis, Februari 14, 2008

Agar Pengunjung Nyaman Membuka Situs Kita via HP

Perkembangan internet di masa sekarang ini, sungguh-sungguh begitu pesat adanya. Terutama jika menilik dari mudahnya akses untuk mendapatkan (baca: membuka)-nya. Terlebih sekarang internet tidak hanya bisa dibuka dari komputer biasa namun juga dari HP!! Hal yang begitu menguntungkan bagi kita yang mobile dalam segala gerak kita, yang tidak punya cukup banyak waktu untuk nongkrong di depan desktop dan laptop untuk sekedar membaca email ataupun berita--dan tidak mungkin menentengnya kemanapun.

Namun, mengingat kapasitas memori dan layar hp yang tidak sebesar dan selebar komputer biasa, tentu ada perbedaan pula antara akses internet dari desktop dan laptop dengan akses internet via hp. Satu hal yang menonjol di antaranya bahwa akses internet dari hp tidak memungkinkan kita untuk membuka situs dengan memori gambar yang besar serta desain situsnya yang "rumit" (akan sangat lama browser hp meloadingnya atau bahkan akan mengalami kegagalan/error). Karenanya situs-situs yang dikhususkan untuk dibuka melalui hp akan sangat minim gambar dan desainnya.

Dari sisi pengelola dan desainer web, tentu hal ini dapat sangat merugikan. Terlebih jika target pengunjung yang akan dijaring adalah orang-orang dengan mobilitas yang tinggi. Situs yang telah didesain sedemikian rupa (yang begitu bagus dibuka di desktop dan laptop) namun menjadi berantakan saat dibuka di hp. Mau tidak mau, harus dibuatkan satu desain situs lagi yang khusus diperuntukkan dibuka dari hp.

Namun, membuatkan desain baru lagi yang ditempatkan pada satu bagian di situs kita, inipun belum memaksimalkan pemecahan masalah. Misalkan kita menempatkan desain/file situs hp kita di bagian/folder "wap", maka bagi pengunjung untuk mengaksesnya haruslah menambahkan akhiran /wap saat mengetikkan alamat web kita di browser hp (menjadi http://www.nama_situs.com/wap). Hal yang kadangkala menjadi masalah, karena kebanyakan orang tahu (baca: menghafalkan) hanya nama situsnya saja, tanpa embel-embel apapun.

Menyiasati hal ini, ada satu trik yang bisa kita lakukan yaitu dengan menyisipkan pada halaman desain situs kita kode perintah yang kemudian akan dibaca oleh browser hp saat membuka situs kita untuk mengalihkan tujuan ke halaman situs yang dikhususkan untuk dibuka di hp.

Misalkan, seperti contoh di atas kita meletakkan file-file situs hp kita di folder "wap".

Pertama, buatlah file dengan nama mobile.php lalu isikan kode-kode perintah berikut di dalamnya:






Sisipkan file mobile.php tersebut di bagian atas file index.php ataupun file-file halaman situs kita lainnya dengan perintah include ("mobile.php");

Nah, sekarang saat pengunjung mengetikkan alamat situs kita (http://www.nama_situs.com) di browser hpnya secara otomatis halaman yang akan terbuka adalah halaman yang khusus untuk dibuka di hp (http://www.nama_situs.com/wap) dan dia tidak perlu ribed lagi menuliskan alamat situs hp kita tersebut secara lengkap. Contoh situs yang menggunakan trik ini adalah Google (www.google.com), Yahoo! (www.yahoo.com), B-TRIK (www.buana.co.id) dan Nokia (www.nokia.com). Asyik, kan??


P.S.: thanks for Bouvrie from Joomla! Community Forum. Script serupa untuk menyiasati masalah mobile browser tersebut bisa juga didownload via dpiNYC Literature.

Selasa, Januari 15, 2008

"Error Message" Instalasi CMS

Mendesain web sekarang-sekarang ini, semenjak dikembangkannya piranti berbasis CMS (Content Management System), sungguh sangat menguntungkan bagi para desainer maupun programer web, terutama bagi mereka yang belum ataupun tidak begitu akrab dengan bahasa-bahasa pemrograman semacam ASP, PHP dan Java. Karena dengan CMS, mereka tidak perlu lagi menulis dan mengutak-atik kode-kode rumit pemrograman, yang mana semua telah disediakan secara "instan" oleh CMS. Ya, instan, karena begitu instalasi CMS selesai, file-file dan data-data pendukung telah langsung tersedia. Mereka tinggal memilih dan mengelola konten-konten apa saja, ataupun template dan modul apa saja yang diinginkan untuk web yang dirancang. Fantastis!!

Ada beberapa jenis CMS, dari yang berbayar hingga yang gratisan. Sebut di antaranya Fedora, Mambo, Php-Nuke, Wordpress, TikiWiki dan Joomla!. Yang terakhir cukup terkenal di antara piranti-piranti CMS lainnya, tidak lain karena sifatnya yang opensource dan, terlebih lagi, gratis!! ;-) (daftar lengkap CMS bisa dilihat di sini).

Selain mudah digunakan, instalasi CMS pun cenderung mudah, tinggal klik next, next dan next. Pun kebanyakan webhosting kini menyediakan pula menu CMS untuk para kliennya.

Seperti pengalaman saya yang mencoba menggunakan Joomla!. Hanya dalam hitungan menit, web yang saya rancang telah on the way tanpa harus pusing-pusing menulis dan menyiapkan kode-kode dan file-file HTML, PHP, CSS maupun table-table databasenya.

Anyway, namun demikian ada beberapa hal pula yang perlu diperhatikan berkenaan dengan instalasi maupun penggunaan CMS (atau lebih spesifiknya: Joomla!). Ini berkenaan dengan register global pada penanganan data. Banyak webhosting yang default register global-nya pada posisi on. Ini tidak lain untuk mempermudah para kliennya yang menggunakan jasa hosting mereka tidaklah repot mengolah data. Sebab jika fungsi register global off, maka input data akan benar-benar melalui proses filtering yang "ketat" (lebih jelasnya bisa baca--antara lain--di blognya Mas SyaifulSabril). Padahal, pada kebanyakan CMS, termasuk Joomla! fungsi register global haruslah dimatikan alias pada posisi off tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memproteksi web yang dibuat. Jika fungsi register global tetap on (fungsi ini bisa dilihat di info konfigurasi PHP di CPanel hosting) maka saat instalasi CMS akan keluar error message berupa "PHP register_globals setting is 'ON' instead of 'OFF'". Untuk mengakali hal ini, bisa dengan menyisipkan perintah "php_flag register_globals off" pada file .htaccess dengan cara mengeditnya secara manual. File ini biasanya berada di folder /public_html. Nah, setelah di-save kembali, maka error message tersebut pun akan hilang.


configuration.php is : Unwriteable

Uppss!! Ngedit kok nggak bisa, ya? Malah keluar warning: "An Error Has Occurred! Unable to open config file to write!" ???? Ya, ini dikarenakan fungsi writeable untuk file tersebut tidaklah aktif. Ini pun merupakan bagian dari sistem keamanan CMS. Untuk mengaktifkan fungsi writeable ini, bisa mengeditnya dari file manager yang terdapat di CPanel hosting. Cari file configuration.php tersebut. Klik kanan pada file ini, lalu pilih Change Permissions. Ubahlah kode keamanan (permission)-nya yang 644 menjadi 777 atau dengan mencentang semua fungsi (read, write & execute). Nah, sekarang bisa deh diutak-atik file atau menu global configuration tersebut. Jika kemudian didapati kasus yang sama semisal dalam mengedit html ataupun css template, bukalah folder untuk file yang bersangkutan pada CPanel hosting lalu lakukan langkah yang sama seperti untuk file configuration.php. Oya, jangan lupa, setelah selesai mengedit file-file tersebut, kembalikan kode keamanan 777 ke 644 atau hilangkan kembali centang yang kita buat baru tersebut.

Untuk kendala-kendala lainnya, jangan sungkan bertanya-tanya kepada para ahli baik melalui web maupun situs pribadi mereka yang banyak bertebaran semisal Blog Belajar CMS ataupun melalui forum-forum seperti Komunitas Joomla Indonesia & Milis KOMPUTER-TEKNOLOGI Atau bisa juga bertanya ke Om pinter Google ;-)


Kamis, Januari 10, 2008

Proyek Awal Tahun 2008

Alhamdulillah... setelah cukup ngos-ngosan, akhirnya website Buana Elektronik jadi juga.

Ngos-ngosan??? Yup!! Terutama karena lelahnya memburu domain yang "enak" dan "pas". Antara lain, meliputi kategori: gampang dieja dan tentu, gampang diingat.

Diskusi pun dimulai dengan Big Boss. Ketemulah nama "buana". Yup. Domain "buana" terasa pas. Domain "buana" dari Buana Elektronik. Mulailah perburuan. Cek sana, cek sini. Mulai dari ekstension *.com, *.net, *co.id. Ah, semua sudah ada yang punya. Tapi, upss... ekstension *.co.id sudah expired!! Mulai deh ngurus ke PANDI. Tapi, "maaf, Pak.. domain buana.co.id memang sudah expired. Tapi kami baru akan me-launching-nya lagi awal Januari besok..." help desk PANDI cukup membuat deg-degan juga. Awal Januari (sekedar catatan: saat itu masih awal-awal bulan Desember--2007). Deg-degan, karena berarti harus "siaga". Lengah dan telat sedikit aja, bisa deh itu domain jatuh ke tangan orang. Maklum, nama "buana" banyak dimiliki.

Klok, klok, klok, ....

Teng!!! SELAMAT TAHUN BARU 2008!!

Awal Januari sudah. Tanggal 2 pagi-pagi, buru-buru cek dan kontak ke PANDI. Tapi, lagi-lagi... "maaf, Pak, mungkin baru besok bisa dicek lagi. Hari ini kami akan melakukan listing ulang untuk nama-nama domain yang sudah expired."

tanggal 3 Januari, pagi-pagi juga, buru-buru cek avaibilitas buana.co.id di situs PANDI. Dan.... ahhhh, akhirnya, free juga. Langsung deh, registrasi. Urus ini, urus itu... tanggal 4 Januari di-approve juga. Dan, resmilah buana.co.id "terbeli"..

Sekarang soal hosting. Cari sana, cari sini, membandingkan satu dengan yang lain, pilihan akhirnya jatuh ke IDwebhost. Registrasi.... klik!! Lengkap sudah kini. Tinggal ngisi webnya.


Cling!! www.buana.co.id kini telah bisa dikunjungi!!!! Welcome.............!!!