Maklumat

Tulisan-tulisan terkini dapat juga didapatkan di halaman Kompasiana di alamat https://kompasiana.com/didikaha

Khusus untuk konten-konten sastra seperti puisi, cerpen dan esai silahkan kunjungi http://blog.edelweis-art.com. Terima kasih (Penulis)

Tampilkan postingan dengan label INDONESIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INDONESIA. Tampilkan semua postingan

Kamis, Mei 25, 2017

API Data Wilayah Administratif di Indonesia

Sebagai pengembang aplikasi, adakalanya kita memerlukan data nama seluruh wilayah administratif yang ada di Indonesia, yang biasanya untuk mempermudah input data alamat.

Jika kita googling, maka sebenarnya telah banyak tersedia source untuk itu, terutama yang disediakan oleh lembaga formal/pemerintah seperti BPS, Kemendagri dan Kemendikbud. Namun demikian, kebanyakan source yang disediakan berupa 'data mentah' dalam bentuk pdf ataupun langsung ditampilkan di websitenya yang perlu pengolahan lagi untuk dapat kita pergunakan yang kadang cukup ribed. Meski ada juga yang menyediakannya dalam bentuk API, salah satunya Kemendikbud tersebut. Nah, melalui postingan ini, saya ingin berbagi tentang API Data Wilayah Administratif di Indonesia yang disediakan oleh Kemendikbud.


Awalnya saya mendapatkan informasi tentang data Kemedikbud tersebut dari portal Satu Data Indonesia (tentu, setelah sebelumnya bertanya-tanya ke mbah Google juga, hehehe).

API yang disediakan, bagi saya, cukup sederhana dan mudah digunakan, yaitu cukup dengan mengakses url http://jendela.data.kemdikbud.go.id/api/index.php/CWilayah/wilayahGET?mst_kode_wilayah=xxxxxx, di mana xxxxxx adalah kode wilayah master untuk mendapatkan data wilayahnya. Misalnya dengan xxxxxx sebagai kode wilayah suatu propinsi, maka kita akan mendapatkan daftar kabupaten/kota yang ada di propinsi tersebut. Demikian seterusnya, sampai dengan daftar desa/kelurahan yang ada di suatu kecamatan. Adapun kode wilayah pokoknya adalah 000000 yang akan menampilkan daftar propinsi yang ada di Indonesia.

Dengan pola seperti itu, sangat memungkinkan untuk kita menggunakannya di website ataupun aplikasi kita secara online, tanpa kita perlu mengunduh/memiliki databasenya sendiri. keuntungan lainnya, data yang kita tampilkan akan selalu mutakhir mengikuti perkembangan update data yang ada di situs Kemendikbud.

Berikut adalah contoh bagaimana menampilkan data wilayah tersebut di website kita dengan bantuan cURL dan jQuery.

Pertama, kita siapkan dua file: form.php dan update.php. File yang pertama kita gunakan untuk menampilkan form yang memuat data wilayah, sedangkan file yang kedua kita gunakan untuk mengolah data wilayah yang dibutuhkan.

Alurnya adalah, mula-mula data propinsi kita tampilkan saat halaman form.php dimuat, sementara data kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan kita biarkan kosong. Selanjutnya, saat kita memilih atau mengganti data propinsi, maka data kabupaten/kota akan ditampilkan. Begitu seterusnya. Untuk menampilkan datanya, menggunakan method post() pada jQuery, form.php mengirimkan request ke  update.php yang selanjutnya akan diteruskan ke situs Kemendikbud. Data yang diterima oleh update.php akan diteruskan kembali ke form.php untuk ditampilkan.

Sebelum kita melanjutkan, kita perlu mengetahui juga model data yang akan kita terima dari situs Kemendikbud. Karena beda model data, beda pula penanganannya.



Ya, data yang akan kita diterima dari situs Kemendikbud adalah berupa JSON dengan hirarki seperti pada gambar di atas. Seperti terlihat, masing-masing data terdiri dari: kode_wilayah, nama dan mst_kode_wilayah.

Baiklah, sekarang kita lanjutkan dengan membuat script untuk halaman form.php dan update.php.

Silahkan copy terlebih dahulu script di bawah ini untuk kita gunakan/paste pada file form.php.

<!doctype html>
<html>
<head>
 <title>Data Wilayah Indonesia</title>
 <script type="text/javascript" src="http://code.jquery.com/jquery-latest.min.js"></script>
 <script type="text/javascript">
  $(document).ready(function(){
   updateData('pokok', '000000');

   $(".data-wilayah select").change(function(){
    var id_wilayah = $(this).attr('id');
    var kode_wilayah = $(this).val();

    if(id_wilayah!='kelurahan') {
     updateData(id_wilayah, kode_wilayah);
    }    
   })
  });

  function updateData(id_wilayah, kode_wilayah) {
   if(id_wilayah=='pokok') {
    $("#propinsi").empty().prepend('<option value="">-- Pilih Nama Propinsi --</option>');
   }

   if(id_wilayah=='pokok' || id_wilayah=='propinsi') {
    $("#kota").empty().prepend('<option value="">-- Pilih Nama Kabupaten/Kota --</option>');
   }

   if(id_wilayah=='pokok' || id_wilayah=='propinsi' || id_wilayah=='kota') {
    $("#kecamatan").empty().prepend('<option value="">-- Pilih Nama Kecamatan --</option>');
   }

   if(id_wilayah=='pokok' || id_wilayah=='propinsi' || id_wilayah=='kota' || id_wilayah=='kecamatan') {
    $("#kelurahan").empty().prepend('<option value="">-- Pilih Nama Desa/Kelurahan --</option>');
   }

   if(kode_wilayah!="") {
    $.post('update.php',{
     update: kode_wilayah
    }, function(data) {
     var data = jQuery.parseJSON(data);

     if(data.status==1) {
      var obj = '#propinsi';
      var content = '';

      if(id_wilayah=='propinsi') {
       obj = '#kota';
      } else if(id_wilayah=='kota') {
       obj = '#kecamatan';
      } else if(id_wilayah=='kecamatan') {
       obj = '#kelurahan';
      }

      $.each(data.content.data, function(i,d) {
       content += '<option value="'+d.kode_wilayah+'">'+d.nama+'</option>';
      });

      $(obj).append(content);
     }
    });
   }
  }
 </script>
</head>
<body>
 <h3>Data Wilayah Indonesia</h3>
 <form id="territory">
  <p class="data-wilayah"><label for="propinsi">Propinsi</label> <select id="propinsi">
   <option value="">-- Pilih Nama Propinsi --</option>
  </select></p>
  <p class="data-wilayah"><label for="kota">Kabupaten/Kota</label> <select id="kota">
   <option value="">-- Pilih Nama Kabupaten/Kota --</option>
  </select></p>
  <p class="data-wilayah"><label for="kecamatan">Kecamatan</label> <select id="kecamatan">
   <option value="">-- Pilih Nama Kecamatan --</option>
  </select></p>
  <p class="data-wilayah"><label for="kelurahan">Desa/Kelurahan</label> <select id="kelurahan">
   <option value="">-- Pilih Nama Desa/Kelurahan --</option>
  </select></p>
 </form>
</body> 
</html>

Selanjutnya, silahkan copy script di bawah untuk file update.php.

<?php

$return = array();
$return['status'] = 0;
$return['content'] = "";

function clearJSON($json_data) {
 if (0 === strpos(bin2hex($json_data), 'efbbbf')) {
       return substr($json_data, 3);
    } else {
     return $json_data;
    }
}

if(isset($_POST['update']) && trim($_POST['update'])!='') {
 $mst_kode_wilayah = trim($_POST['update']);
 $url = "http://jendela.data.kemdikbud.go.id/api/index.php/CWilayah/wilayahGET?mst_kode_wilayah=$mst_kode_wilayah";

 $ch = curl_init();

 curl_setopt($ch, CURLOPT_URL,$url);
 curl_setopt($ch, CURLOPT_RETURNTRANSFER, true);

 if(curl_exec($ch) === false) {
  $output = '{"data":[]}';
 } else {
  $output = curl_exec($ch);
 }

 curl_close($ch);

 $json_data = clearJSON($output);
 $output = json_decode($json_data, true);

 if(count($output['data']) > 0) {
  $return['status'] = 1;
  $return['content'] = $output;
 }
}

echo json_encode($return);

?>

Pada form.php, kita gunakan function updateData() untuk menampilkan data wilayah. function ini dijalankan saat halaman dibuka untuk menampilkan data propinsi, dan akan dijalankan setiap kali ada perubahan data propinsi, kabupaten/kota maupun kecamatan untuk menampilkan data wilayah di bawahnya.

Sedangkan pada update.php, ketika ada request yang diterima dari form.php, menggunakan cURL, data yang di-request kemudian diambil dari website Kemendikbud. Jika data tersedia, data akan diteruskan kembali ke form.php dalam bentuk JSON. Begitupun jika datanya tidak tersedia, atau ada kendala saat mengambil data, tetap akan diinformasikan ke form.php.

Pada update.php, kita membuat function clearJSON() untuk memfilter/menangani karakter BOM yang (seringkali) 'menyusup' di awal teks data yang kita dapatkan. Dan kebetulan, pada data wilayah yang didapat dari website Kemendikbud, karakter tersebut muncul :).

Btw, jika Anda mengalami kendala dalam meng-copy script di atas, Anda bisa mengunduhnya di sini.

Mengunduh Data


Nah, bagaimana jika kita ingin mengambil datanya secara keseluruhan untuk kita masukkan ke database kita sendiri? Karena memang, untuk beberapa hal, ada kalanya menampilkan data dari database sendiri adalah lebih baik ataupun merupakan satu-satunya pilihan. Misalnya karena aplikasi yang kita kembangkan sifatnya offline.

Ya, meninjau pada API yang disediakan, maka kita memang harus mengambilnya satu demi satu, mulai dari data pokok (propinsi) sampai dengan data desa/kelurahan. Ribed, dong? Tergantung :). Jika kita hanya menggunakan metode 'apa adanya' sebagaimana yang disediakan, iya. Tapi jika sebagai pengembang kita mau sedikit jeli, sebenarnya kita bisa membuat/menggunakan metode atau fungsi rekursif untuk menanganinya.


Video di atas adalah capture proses download data full yang langsung saya inject ke database dan juga saya buat sebagai file csv. Insya Allah nanti saya update tulisan ini berkaitan dengan proses download data. Namun jika saat ini Anda memerlukannya, silahkan klik di sini untuk mengunduhnya.

Salam!

Jumat, Agustus 08, 2008

Tentang Kemerdekaan

kemerdekaan adalah meminum
segelas kopi di pagi hari
tanpa terbebani mimpi hujan yang
membakar tubuh kita atau ketakutan
menjelang dan menapaki hari
yang semakin keras dan tajam berkerikil

kemerdekaan adalah asyiknya
kita bercengkrama dan berdiskusi
tentang etalase toko-toko mewah
tanpa disatroni obsesi untuk memilkiki
atau kemurkaan karena kedengkian

kemerdekaan adalah diskusi kita
tentang langit, gunung, laut dan manusia
tanpa dididkte oleh kecurigaan
atau kemunafikan; memihak
dan menjegal lawan

kemerdekaan adalah kita
tidur di malam hari
tanpa harus takut langit akan runtuh
atau bumi yang membelah-belah

tapi kemerdekaan ...
adalah pun kerja keras kita
mendirikan tiang rumah
menghiasi ruang tamu
menanami pohon di halaman
...

Tasikmalaya, 151199 pagi

Setelah Kemerdekaan Itu

aku menatap relung-relung kosong
sebuah bangunan megah yang kini hanya tinggal
puing-puing berserakan
—karena hancur dibakar massa saat reformasi
baru saja menggema di negeri ini
seorang lelaki renta
—pengungsi dari Aceh
meringkuk tidur berbantalkan tangan
beralaskan daun pintu
—yang tak lagi terpakai
wajahnya nampak gelisah
nafasnya tak beraturan
—sesekali ia mengigau
menyebut-nyebut anak dan istrinya
yang
tiga hari lalu
tewas dalam aksi TNI menumpas
GAM yang katanya pengacau itu
setelah kemerdekaan itu
negeriku hanya kian bising
—melebihi bising peluru dan meriam
setelah kemerdekaan itu
negeriku hanya kian kotor
oleh keserakahan dan ambisi
yang kian berserakan
tercecer di setiap ruas jalan
di setiap kotak tempat
di setiap sudut
—melebihi ceceran-ceceran darah dan serakan-serakan mesiu
mungkinkah kemerdekaan
hanya kesempatan
untuk merentangkan tangan
—saling dorong
saling rampok
saling hantam
ah!

September 2003

Sabtu, Mei 31, 2008

Blog: Tonggak Baru Kebangkitan Nasional Indonesia



PENGANTAR:


Hingar-bingar perayaan ke 100 Hari Kebangkitan Nasional berlalu sudah. Orang-orang pun telah kembali ke aktifitas seperti biasa. Bagi sebagian orang, perayaan ini barangkali memberikan kesan dan input tersendiri. Ada berbagai hal dan hikmah yang bisa dipetik darinya. Namun bagi sebagian lainnya, barangkali tak meninggalkan kesan apa-apa—terutama bagi mereka yang sudah terlalu disibukkan dan dijenuhkan dengan berbagai persoalan rutin sehari-hari yang dihadapi sehingga tidak mempunyai cukup waktu, bahkan untuk sekedar mengingat tentang Hari Kebangkitan Nasional yang telah berumur 1 abad. Catatan berikut tidak bermaksud mengangkat kontadiksi tersebut. Catatan ini hanya mencoba menelusuri kembali jejak Kebangkitan Nasional Indonesia, khususnya di masa sekarang. Sejauh mana pencapaian yang telah dilalui dari kebangkitan ini. Harapan saya, semoga catatan ini bisa menambah referensi dan spirit untuk kita tetap bersemangat menapak jejak yang telah diwariskan para pendahulu, untuk tetap memperjuangkan kemerdekaan dan kesejahteraan yang hakiki.




ENAM dasawarsa lebih sudah bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya dan satu abad sudah, tepatnya tanggal dua puluh Mei yang lalu, sejak Dr. Soetomo dan kawan-kawan mendirikan pergerakan Budi Utomo yang kemudian diperingati dan dirayakan sebagai (awal) kebangkitan bangsa Indonesia.


Artinya apa? Semestinya bangsa Indonesia sekarang telah dapat melaju dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam menggapai dan menyelaraskan kemajuan, di berbagai bidang. Usia enam dasawarsa (60 tahun) lebih adalah sebuah usia yang bisa dibilang cukup matang, ditambah satu abad (100 tahun) kebangkitan. Namun apa? Bangsa Indonesia sampai dengan hari ini, masih tetap sebagai bangsa kelas dua di berbagai bidang, bahkan menjadi bangsa terbelakang. Memang, tidak dinafikan, di beberapa bidang bangsa Indonesia telah mampu menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain, bahkan melampaui. Olimpiade sains yang telah sekian lama diikuti juga berbagai bidang olahraga seperti bulu tangkis, sebagai contoh, membuktikan bahwa bangsa Indonesia masih mempunyai benih-benih dan potensi-potensi yang bisa diandalkan. Toh, soal penegakan hukum, pendidikan, kesejahteraan rakyat serta berbagai kebijakan dan keadaan lainnya, masih berada pada titik nadir yang entah kapan menyeruak sebagai sebuah kepastian. Tingginya angka korupsi serta kerasnya gaung jerit rakyat di sana-sini, entah karena tercekik berbagai harga kebutuhan pokok yang semakin kuat menjerat atau bahkan karena kelaparan, dan sebagainya, membuktikan betapa Indonesia adalah bangsa yang absurd dan carut-marut.


Keadaan seperti inilah yang semakin mengentalkan keprihatinan di benak kita. Toh, bukan lantas kita hanya mengelus dada dan justeru mundur ke belakang. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung! Justeru inilah tantangan bagi kita untuk terus berjuang membenahi nasib bangsa dan negeri ini, yang kata orang-orang tua kita dulu, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja.


Ya, Indonesia adalah sebuah negeri yang subur makmur. Sebuah bangsa yang kaya. Sebuah zamrud di katulistiwa. Ini tidak akan hanya menjadi dongeng dan mimpi—meski kenyataannya sekarang mungkin demikian—jika kita tetap optimis dengan nilai-nilai perjuangan yang telah diwariskan oleh generasi pendahulu, untuk tetap bangkit dan bergerak, membenahi segala kekurangan dan ketimpangan untuk kemudian menggapai dan mencapai kembali kemerdekaan yang hakiki.



Blog


Banyak sebenarnya jalan dan cara untuk kita melakukan perjuangan dan pergerakan guna memerangi penindasan yang masih ada sekarang dan mengangkat kembali derajat dan martabat bangsa ini. Jika para pejuang kita tempo dulu melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan menulis pula di berbagai media—di antaranya pamflet dan suratkabar, kita pun masih bisa melakukannya. Terlebih sekarang dengan adanya internet, sebagai sistem jaringan global yang bisa menyiarkan berita maupun opini dan juga menghubungkan semua orang di seantero jagad ini secara online (baca: langsung dan bersamaan). Salah satunya melalui media blog. Dan ini memang telah dilakukan dan terbukti cukup ampuh untuk menggalang “kekuatan” dan opini bersama, menggalang nasionalisme bangsa ini. Kasus yang bisa diambil contoh adalah saat terjadi sengketa dengan bangsa jiran, Malaysia soal “pembajakan” lagu Rasa Sayange beberapa waktu yang lalu. Betapa dengan penuh semangat “nasionalisme” para blogger (pemilik atau penulis blog) dari Indonesia mengganyang dan menggempur habis-habisan Malaysia melalui tulisan-tulisan dan opini-opini—yang lazim disebut postingan—dalam blognya. Bahkan ada blogger Indonesia yang membuat blog khusus untuk “menyerang” Malaysia. Terhadap keadaan di dalam negeri pun, betapa banyak pula blog yang kritis dengan berbagai kebijakan dan peraturan yang dirasa tidak populer dan merakyat. Setiap kali ada peraturan ataupun undang-undang baru, pasti langsung disambut-gayung oleh para blogger. Ada juga yang menyoroti kinerja aparat maupun wakil rakyat yang dinilai korup. Juga kasus-kasus kekerasan, bencana alam, isu-isu politik dan sebagainya, hampir semuanya terangkat oleh blog. Tidak sedikit pula blogger yang membuat blog sebagai media berbagi ilmu dan pengetahuan. Dalam tataran yang lebih riil, banyak blogger pula yang mau langsung terjun ke masyarakat menyumbangkan kemampuan dan kepeduliannya—layaknya para pejuang tempo dulu yang dengan gagah berani mengangkat senjata melawan penjajah. Blogger Social Responsibily (BSR) adalah satu contoh wujud nyata kepedulian dan rasa nasionalisme blogger-blogger Indonesia terhadap negeri ini dengan kegiatan berupa mendirikan perpustakaan untuk anak Indonesia yang diistilahkan dengan Blogbrary.


Blog atau weblog merupakan website yang biasanya dikelola oleh individu dengan konten atau postingan yang cenderung dinamis (terus di-update) yang disusun secara kronolgis layaknya jurnal ataupun diary—kebanyakan disusun secara urut-balik; postingan terakhir ditampilkan lebih awal. Postingan yang ada biasanya dimungkinkan untuk dikomentari oleh pengunjung blog. Blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya PyraLab diakuisi oleh Google, raksasa bisnis internet, pada akhir tahun 2002 (http://www.wikipedia.org). Adapun situs blog yang diduga pertama kali ada adalah halaman “What’s New” pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Mosaic adalah browser pertama sebelum adanya Internet Explorer bahkan sebelum Nestcape (http://belajarblog.blogsome.com). Adapun kegiatan blogging atau ngeblog di Indonesia sendiri sebenarnya telah terjadi seiring mewabahnya blog di berbagai negara lain, namun mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan pada dua-tiga tahun belakangan. Dan sekarang, banyak politisi, artis, selebritis dan para pengusaha yang memanfatkan blog pula untuk mempublikasi dan mengkampanyekan ide-ide dan pikiran-pikirannya, untuk berinteraksi dengan para fans, menjalin relasi dengan para klien atau untuk sekedar prestise dan menambah popularitas.


Blog merupakan media yang sangat menarik. Ini dikarenakan pengelolaan blog yang tidak begitu sulit dibandingkan pengelolaan website pada umunya. Bahkan bagi orang yang awam dengan internet dan kode-kode bahasa penulisannya. Dengan Sistem pengelolaan Konten (Content Management System atau CMS) yang ada pada blog, pengguna blog hanya dituntut untuk bisa membuat tulisan yang akan ditampilkan. Semua desain dan rangka (template) tampilannya telah disediakan dalam sistem layanan blog. Layaknya diary, kita tinggal mengisinya dengan tulisan, dengan postingan yang kita kehendaki. Hal lain yang tidak kalah menariknya, hampir semua blog dapat dimiliki secara cuma-cuma alias gratis. Banyak situs semacam Blogger.com yang menyediakan layanan cuma-cuma bagi siapa saja yang ingin memiliki blog. Tinggal registrasi pada situs tersebut dan satu, dua, tiga langkah berikutnya—yang sangat-sangat mudah dijalankan, blog pun sudah siap dimiliki dan ditampilkan di internet.




Blogger bukan Hacker


Memang sempat ada anggapan miring dan kekhawatiran terhadap blog, di mana blog disebut-sebut sebagai tempat atau media orang membajak hasil cipta dan karya orang lain utnuk ditampilkan di blognya. Blog juga dituding sebagai tempat menggunjing, mencemooh dan menyebarkan gosip. Lebih sinis lagi, blogger disamakan dengan hacker.


Namun, benarkah demikian adanya?


Jika ditinjau dari sifatnya yang bisa dimiliki oleh siapa saja, layaknya diary ataupun jurnal yang bisa dimiliki oleh semua orang, blog pun bisa diisi apa saja oleh pemiliknya. Entah itu hal baik ataupun hal buruk. Kebenaran ataupun kebohongan. Namun menyebut blog secara umum sebagai tempat pelecehan hak cipta dan tempat mengadu fitnah, itupun sangat berlebihan. Karena banyak pula blog yang berisi hal-hal yang bertolak belakang dengan semua itu. Dan menyebut blogger sebagai hacker, itu pun merupakan sebuah pelecehan terhadap blogger (kalau tidak disebut fitnah). Hacker layaknya diasosiasikan dengan orang jahat yang suka merusak sistem, meski penyebutan hacker untuk hal ini pun keliru adanya, yang semestinya cracker. Hacker adalah seseorang yang memiliki ketertarikan pada dunia komputer dan bekerja secara misterius dengan sistem operasi komputer apapun. Seringkali, para hacker adalah seorang programmer. Hacker dikenal memiliki pengetahuan mendalam tentang sistem operasi dan bahasa pemrograman. Mereka mengetahui berbagai celah dalam sistem dan mengeksploitasi sistem tersebut. Para Hacker terus-menerus mencari ilmu pengetahuan, saling berbagi tentang apa yang mereka temukan dan tidak pernah mengakibatkan kerusakan data. Cracker adalah seseorang yang membobol ke dalam atau melanggar integritas sistem dari mesin remote, dan menimbulkan kerusakan. Cracker, seringkali mendapatkan akses ilegal, merusak data, menghindari layanan user yang absah, atau pada dasarnya menyebabkan kerusakan pada target mereka. Cracker dengan mudah diidentifikasi karena tindakan mereka yang merusak (http://www.cirebonkota.go.id).


Ya, andai saja semua atau minimal lebih banyak lagi masyakat Indonesia melek internet dan mempunyai akses luas terhadap internet, tentu akan semakin banyak pula blog yang akan bertebaran. Dengan demikian, pengawasan terhadap sistem yang ada di negeri ini pun semakin kuat adanya. Masyarakat akan semakin dicerdaskan. Pembodohan-pembodohan publik akan semakin dapat dihindari. Yang pada ujungnya, kesejahteraan akan tidak mustahil lagi dapat diwujudkan untuk semua lapisan masyakarat di negeri ini. Karena bagaimanapun, blog adalah media independen yang masih bisa diharapkan kejujurannya. Blog yang tanpa pamrih. Tanpa mengharapkan imbalan dan tetek-bengek apapun. Hanya untuk menyuarakan kebenaran yang datang dari hati nurani.


Inilah mungkin pe-er berat yang masih perlu digarap. Perjuangan yang masih perlu kita jalankan bersama.


Viva blogger! Bangkitlah Indonesiaku!!