Maklumat

Tulisan-tulisan terkini dapat juga didapatkan di halaman Kompasiana di alamat https://kompasiana.com/didikaha

Khusus untuk konten-konten sastra seperti puisi, cerpen dan esai silahkan kunjungi http://blog.edelweis-art.com. Terima kasih (Penulis)

Sabtu, Mei 31, 2008

Blog: Tonggak Baru Kebangkitan Nasional Indonesia



PENGANTAR:


Hingar-bingar perayaan ke 100 Hari Kebangkitan Nasional berlalu sudah. Orang-orang pun telah kembali ke aktifitas seperti biasa. Bagi sebagian orang, perayaan ini barangkali memberikan kesan dan input tersendiri. Ada berbagai hal dan hikmah yang bisa dipetik darinya. Namun bagi sebagian lainnya, barangkali tak meninggalkan kesan apa-apa—terutama bagi mereka yang sudah terlalu disibukkan dan dijenuhkan dengan berbagai persoalan rutin sehari-hari yang dihadapi sehingga tidak mempunyai cukup waktu, bahkan untuk sekedar mengingat tentang Hari Kebangkitan Nasional yang telah berumur 1 abad. Catatan berikut tidak bermaksud mengangkat kontadiksi tersebut. Catatan ini hanya mencoba menelusuri kembali jejak Kebangkitan Nasional Indonesia, khususnya di masa sekarang. Sejauh mana pencapaian yang telah dilalui dari kebangkitan ini. Harapan saya, semoga catatan ini bisa menambah referensi dan spirit untuk kita tetap bersemangat menapak jejak yang telah diwariskan para pendahulu, untuk tetap memperjuangkan kemerdekaan dan kesejahteraan yang hakiki.




ENAM dasawarsa lebih sudah bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya dan satu abad sudah, tepatnya tanggal dua puluh Mei yang lalu, sejak Dr. Soetomo dan kawan-kawan mendirikan pergerakan Budi Utomo yang kemudian diperingati dan dirayakan sebagai (awal) kebangkitan bangsa Indonesia.


Artinya apa? Semestinya bangsa Indonesia sekarang telah dapat melaju dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam menggapai dan menyelaraskan kemajuan, di berbagai bidang. Usia enam dasawarsa (60 tahun) lebih adalah sebuah usia yang bisa dibilang cukup matang, ditambah satu abad (100 tahun) kebangkitan. Namun apa? Bangsa Indonesia sampai dengan hari ini, masih tetap sebagai bangsa kelas dua di berbagai bidang, bahkan menjadi bangsa terbelakang. Memang, tidak dinafikan, di beberapa bidang bangsa Indonesia telah mampu menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain, bahkan melampaui. Olimpiade sains yang telah sekian lama diikuti juga berbagai bidang olahraga seperti bulu tangkis, sebagai contoh, membuktikan bahwa bangsa Indonesia masih mempunyai benih-benih dan potensi-potensi yang bisa diandalkan. Toh, soal penegakan hukum, pendidikan, kesejahteraan rakyat serta berbagai kebijakan dan keadaan lainnya, masih berada pada titik nadir yang entah kapan menyeruak sebagai sebuah kepastian. Tingginya angka korupsi serta kerasnya gaung jerit rakyat di sana-sini, entah karena tercekik berbagai harga kebutuhan pokok yang semakin kuat menjerat atau bahkan karena kelaparan, dan sebagainya, membuktikan betapa Indonesia adalah bangsa yang absurd dan carut-marut.


Keadaan seperti inilah yang semakin mengentalkan keprihatinan di benak kita. Toh, bukan lantas kita hanya mengelus dada dan justeru mundur ke belakang. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung! Justeru inilah tantangan bagi kita untuk terus berjuang membenahi nasib bangsa dan negeri ini, yang kata orang-orang tua kita dulu, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja.


Ya, Indonesia adalah sebuah negeri yang subur makmur. Sebuah bangsa yang kaya. Sebuah zamrud di katulistiwa. Ini tidak akan hanya menjadi dongeng dan mimpi—meski kenyataannya sekarang mungkin demikian—jika kita tetap optimis dengan nilai-nilai perjuangan yang telah diwariskan oleh generasi pendahulu, untuk tetap bangkit dan bergerak, membenahi segala kekurangan dan ketimpangan untuk kemudian menggapai dan mencapai kembali kemerdekaan yang hakiki.



Blog


Banyak sebenarnya jalan dan cara untuk kita melakukan perjuangan dan pergerakan guna memerangi penindasan yang masih ada sekarang dan mengangkat kembali derajat dan martabat bangsa ini. Jika para pejuang kita tempo dulu melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan menulis pula di berbagai media—di antaranya pamflet dan suratkabar, kita pun masih bisa melakukannya. Terlebih sekarang dengan adanya internet, sebagai sistem jaringan global yang bisa menyiarkan berita maupun opini dan juga menghubungkan semua orang di seantero jagad ini secara online (baca: langsung dan bersamaan). Salah satunya melalui media blog. Dan ini memang telah dilakukan dan terbukti cukup ampuh untuk menggalang “kekuatan” dan opini bersama, menggalang nasionalisme bangsa ini. Kasus yang bisa diambil contoh adalah saat terjadi sengketa dengan bangsa jiran, Malaysia soal “pembajakan” lagu Rasa Sayange beberapa waktu yang lalu. Betapa dengan penuh semangat “nasionalisme” para blogger (pemilik atau penulis blog) dari Indonesia mengganyang dan menggempur habis-habisan Malaysia melalui tulisan-tulisan dan opini-opini—yang lazim disebut postingan—dalam blognya. Bahkan ada blogger Indonesia yang membuat blog khusus untuk “menyerang” Malaysia. Terhadap keadaan di dalam negeri pun, betapa banyak pula blog yang kritis dengan berbagai kebijakan dan peraturan yang dirasa tidak populer dan merakyat. Setiap kali ada peraturan ataupun undang-undang baru, pasti langsung disambut-gayung oleh para blogger. Ada juga yang menyoroti kinerja aparat maupun wakil rakyat yang dinilai korup. Juga kasus-kasus kekerasan, bencana alam, isu-isu politik dan sebagainya, hampir semuanya terangkat oleh blog. Tidak sedikit pula blogger yang membuat blog sebagai media berbagi ilmu dan pengetahuan. Dalam tataran yang lebih riil, banyak blogger pula yang mau langsung terjun ke masyarakat menyumbangkan kemampuan dan kepeduliannya—layaknya para pejuang tempo dulu yang dengan gagah berani mengangkat senjata melawan penjajah. Blogger Social Responsibily (BSR) adalah satu contoh wujud nyata kepedulian dan rasa nasionalisme blogger-blogger Indonesia terhadap negeri ini dengan kegiatan berupa mendirikan perpustakaan untuk anak Indonesia yang diistilahkan dengan Blogbrary.


Blog atau weblog merupakan website yang biasanya dikelola oleh individu dengan konten atau postingan yang cenderung dinamis (terus di-update) yang disusun secara kronolgis layaknya jurnal ataupun diary—kebanyakan disusun secara urut-balik; postingan terakhir ditampilkan lebih awal. Postingan yang ada biasanya dimungkinkan untuk dikomentari oleh pengunjung blog. Blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya PyraLab diakuisi oleh Google, raksasa bisnis internet, pada akhir tahun 2002 (http://www.wikipedia.org). Adapun situs blog yang diduga pertama kali ada adalah halaman “What’s New” pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Mosaic adalah browser pertama sebelum adanya Internet Explorer bahkan sebelum Nestcape (http://belajarblog.blogsome.com). Adapun kegiatan blogging atau ngeblog di Indonesia sendiri sebenarnya telah terjadi seiring mewabahnya blog di berbagai negara lain, namun mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan pada dua-tiga tahun belakangan. Dan sekarang, banyak politisi, artis, selebritis dan para pengusaha yang memanfatkan blog pula untuk mempublikasi dan mengkampanyekan ide-ide dan pikiran-pikirannya, untuk berinteraksi dengan para fans, menjalin relasi dengan para klien atau untuk sekedar prestise dan menambah popularitas.


Blog merupakan media yang sangat menarik. Ini dikarenakan pengelolaan blog yang tidak begitu sulit dibandingkan pengelolaan website pada umunya. Bahkan bagi orang yang awam dengan internet dan kode-kode bahasa penulisannya. Dengan Sistem pengelolaan Konten (Content Management System atau CMS) yang ada pada blog, pengguna blog hanya dituntut untuk bisa membuat tulisan yang akan ditampilkan. Semua desain dan rangka (template) tampilannya telah disediakan dalam sistem layanan blog. Layaknya diary, kita tinggal mengisinya dengan tulisan, dengan postingan yang kita kehendaki. Hal lain yang tidak kalah menariknya, hampir semua blog dapat dimiliki secara cuma-cuma alias gratis. Banyak situs semacam Blogger.com yang menyediakan layanan cuma-cuma bagi siapa saja yang ingin memiliki blog. Tinggal registrasi pada situs tersebut dan satu, dua, tiga langkah berikutnya—yang sangat-sangat mudah dijalankan, blog pun sudah siap dimiliki dan ditampilkan di internet.




Blogger bukan Hacker


Memang sempat ada anggapan miring dan kekhawatiran terhadap blog, di mana blog disebut-sebut sebagai tempat atau media orang membajak hasil cipta dan karya orang lain utnuk ditampilkan di blognya. Blog juga dituding sebagai tempat menggunjing, mencemooh dan menyebarkan gosip. Lebih sinis lagi, blogger disamakan dengan hacker.


Namun, benarkah demikian adanya?


Jika ditinjau dari sifatnya yang bisa dimiliki oleh siapa saja, layaknya diary ataupun jurnal yang bisa dimiliki oleh semua orang, blog pun bisa diisi apa saja oleh pemiliknya. Entah itu hal baik ataupun hal buruk. Kebenaran ataupun kebohongan. Namun menyebut blog secara umum sebagai tempat pelecehan hak cipta dan tempat mengadu fitnah, itupun sangat berlebihan. Karena banyak pula blog yang berisi hal-hal yang bertolak belakang dengan semua itu. Dan menyebut blogger sebagai hacker, itu pun merupakan sebuah pelecehan terhadap blogger (kalau tidak disebut fitnah). Hacker layaknya diasosiasikan dengan orang jahat yang suka merusak sistem, meski penyebutan hacker untuk hal ini pun keliru adanya, yang semestinya cracker. Hacker adalah seseorang yang memiliki ketertarikan pada dunia komputer dan bekerja secara misterius dengan sistem operasi komputer apapun. Seringkali, para hacker adalah seorang programmer. Hacker dikenal memiliki pengetahuan mendalam tentang sistem operasi dan bahasa pemrograman. Mereka mengetahui berbagai celah dalam sistem dan mengeksploitasi sistem tersebut. Para Hacker terus-menerus mencari ilmu pengetahuan, saling berbagi tentang apa yang mereka temukan dan tidak pernah mengakibatkan kerusakan data. Cracker adalah seseorang yang membobol ke dalam atau melanggar integritas sistem dari mesin remote, dan menimbulkan kerusakan. Cracker, seringkali mendapatkan akses ilegal, merusak data, menghindari layanan user yang absah, atau pada dasarnya menyebabkan kerusakan pada target mereka. Cracker dengan mudah diidentifikasi karena tindakan mereka yang merusak (http://www.cirebonkota.go.id).


Ya, andai saja semua atau minimal lebih banyak lagi masyakat Indonesia melek internet dan mempunyai akses luas terhadap internet, tentu akan semakin banyak pula blog yang akan bertebaran. Dengan demikian, pengawasan terhadap sistem yang ada di negeri ini pun semakin kuat adanya. Masyarakat akan semakin dicerdaskan. Pembodohan-pembodohan publik akan semakin dapat dihindari. Yang pada ujungnya, kesejahteraan akan tidak mustahil lagi dapat diwujudkan untuk semua lapisan masyakarat di negeri ini. Karena bagaimanapun, blog adalah media independen yang masih bisa diharapkan kejujurannya. Blog yang tanpa pamrih. Tanpa mengharapkan imbalan dan tetek-bengek apapun. Hanya untuk menyuarakan kebenaran yang datang dari hati nurani.


Inilah mungkin pe-er berat yang masih perlu digarap. Perjuangan yang masih perlu kita jalankan bersama.


Viva blogger! Bangkitlah Indonesiaku!!

Rabu, Mei 14, 2008

Mem-Password Dokumen Ms-Excel & Ms-Word

DALAM membuat sebuah dokumen, adakalanya kita membutuhkan sebuah privasi ataupun proteksi untuk dokumen tersebut. Misalnya saja kita membuat sebuah laporan keuangan yang sifatnya rahasia yang semestinya boleh diakses hanya oleh beberapa pihak, sementara komputer tempat dokumen tersebut berada, merupakan komputer "umum". Contoh lain, kita sedang membuat konsep "surat cinta" yang sifatnya sangat pribadi yang kita simpan di flash-disk yang kadang dipinjam orang lain. ;)

Nah, untuk menyiasati hal itu, tentu kita memerlukan semacam "gembok" yang hanya kita—dan beberapa orang tertentu—saja yang bisa membukanya.


Mengunci Dokumen Ms-Excel & Ms-Word

Untuk membuat password pada dokumen Ms-Excel & Ms-Word, eksekusinya adalah pada saat kita menyimpan dokumen tersebut.


  1. Klik Save atau Save As
  2. Pada kotak dialog "Save As" yang kemudian muncul, cari & klik Tools --> General Options
  3. Pada kotak opsional "Save", masukkan password yang kita kehendaki, baik untuk membuka ataupun merubah dokumen kemudian, lalu centang box "Read-only"—jika diperlukan (lihat gambar.1a & gambar.1b)


    (gambar.1a)




    (gambar.1b)


  4. Ulangi password yang telah kita masukkan tadi (lihat gambar.2a s.d gambar.3b)


    (gambar.2a)



    (gambar.2b)



    (gambar.3a)



    (gambar.3b)


  5. Simpan dokumen dengan nama yang kita kehendaki

Membuka & Merubah kembali Dokumen Ms-Excel & Ms-Word yang ter-Password


  1. Untuk membuka dokumen yang telah simpan dengan disertai password, maka kita perlu memasukkan password tersebut dengan benar (sifatnya "case sensitive", yaitu huruf kecil harus ditulis dengan huruf kecil, begitupun sebaliknya; lihat gambar.4a s.d gambar.5b)


    (gambar.4a)



    (gambar.4b)



    (gambar.5a)



    (gambar.5b)


  2. Ada dua opsi membuka dokumen, yaitu "Read-only; hanya untuk dibaca" & "untuk kita sisipi perubahan". Untuk opsi Read-only, baik untuk dokumen Ms-Excel maupun Ms-Word, kita cukup klik tombol "Read-only" (lihat gambar.5a & gambar.5b). Namun jika kita ingin menyisipkan perubahan pada dokumen yang akan kita buka, untuk dokumen Ms-Excel, setelah kita klik tombol "OK" (gambar.5a) kemudian kita klik tombol "No" pada kotak perintah berikutnya (lihat gambar.6). Untuk dokumen Ms-Word, cukup klik tombol "OK" (gambar.5b)


    (gambar.6)


  3. Untuk dokumen yang kita buka dengan opsi "Read-only", jika ternyata kemudian kita harus melakukan perubahan dokumen, maka kita harus menyimpannya dengan nama dokumen lain (lihat gambar.7a s.d gambar.7c)


    (gambar.7a)



    (gambar.7b)



    (gambar.7c)




WARNING!!
Ingat baik-baik password yang kita buat. Karena alih-alih kita ingin mengamankan dokumen, yang ada akhirnya kita kehilangan dokumen itu karena kita tidak bisa membukanya!!