(Surat Putih 3)
akhirnya kita sampai di sini, di tapal batas ini,
pada persimpangan ketika
cinta dan dendam
berbaur pada satu jalanan.
bukan aku hendak mengabaikanmu
tapi kesetiaan adalah
sejarah tentang luka. dan,
kemunafikan.
memandangmu aku seperti melihat
gunung berapi yang bergemuruh
menahan lahar
sementara tanah yang aku pijak
adalah biru laut yang setiap senja
menenggelamkan matahari.
lalu, aku menemukan kembali
arti kasih yang pernah kita urai.
bukan hujan setelah terik
seperti yang sering kita maknai dan rasai.
tapi kasih adalah lazuardi pada
senja hari.
140300
Surat Putih 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar