Maklumat

Tulisan-tulisan terkini dapat juga didapatkan di halaman Kompasiana di alamat https://kompasiana.com/didikaha

Khusus untuk konten-konten sastra seperti puisi, cerpen dan esai silahkan kunjungi http://blog.edelweis-art.com. Terima kasih (Penulis)

Senin, Juli 16, 2007

DONGENG ISTANA KACA


EVA sungguh menyesalkan sikap dan keputusan Redo yang tiba-tiba memutuskan hubungan dengan dirinya. Padahal, sebelumnya, tidak ada satu hal pun yang melanda mereka. Hubungan mereka baik-baik saja adanya.


Ia pun mencari-cari alasan apa sebenarnya yang membuat lelaki yang selama ini nampak tegar itu tiba-tiba lemah dan menyerah. Dan ia pun lebih menyesalkan Redo, saat ia tahu ternyata keputusan itu tidak lebih hanya karena tumor yang diderita kekasihnya itu—yang bahkan tidak pernah ia ketahui karena selalu disembunyikan Redo sampai akhirnya penyakit itu kambuh lagi dan mengantar Redo ke rumah sakit sekarang.


Eva menyesalkan pemikiran Redo tentang cinta yang dianggapnya hanya gula-gula.


“Kamu keliru. Kamu pikir, aku mencintaimu hanya untuk bersenang-senang?” Eva menatap tajam kekasihnya yang terbaring lesu di kasur putih.


“Tidak! Itu salah!


“Cinta bukan hanya hanya cerita soal keindahan, kesenangan. Tapi cinta juga adalah cerita tentang keletihan hidup, keperihan hidup, beban hidup …


“Seperti saat kau beri aku dongeng tentang istana kaca yang indah, maka sekarang, saat kau hanya bisa memberiku cerita sedih hidupmu, aku pun akan setia menyimaknya. Tetap setia di sisimu, menemanimu, mencintaimu, sampai kau sembuh kembali dan, kau pun bisa mengulang kembali cerita tentang istana kaca itu.”


“Tapi aku tidak bisa lagi memberimu kebahagiaan? Toh aku kini hanya seorang yang lemah yang bahkan tidak punya keberdayaan hanya untuk menghadapi satu masalahku sendiri!”


“Kebahagiaan? Kamu pikir apa itu kebahagiaan?


“Justeru dengan aku tidak bisa menemanimu di saat-saat kamu sedang sakit dan tidak berdaya seperti sekarang ini, aku sungguh merasa amat tidak bahagia.”


Ya. Bagi Eva, kebahagiaan memang bukan hanya karena merasakan manisnya cinta, tapi kebahagiaan juga adalah saat ia bisa memberi sesuatu yang berarti pada seseorang yang ia cintai, pada kekasihnya itu. Dapat menjadi teman saat ia butuh dan sendirian. Seperti sekarang. Dan cinta baginya memang bukan hanya dongeng istana kaca. Tapi cinta juga adalah cerita tentang susahnya hidup, soal sakit dan juga ketidakbedayaan. Dan justeru dengan cinta, cerita tentang susahnya hidup, tentang sakit dan segala beban, jadi seperti cerita tentang kemewahan yang gemerlap dan tanpa beban di istana kaca.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar