Kamis, Mei 24, 2007

SAJAK DI PERSIMPANGAN

(Surat Putih 3)


akhirnya kita sampai di sini, di tapal batas ini,

pada persimpangan ketika

cinta dan dendam

berbaur pada satu jalanan.

bukan aku hendak mengabaikanmu

tapi kesetiaan adalah

sejarah tentang luka. dan,

kemunafikan.

memandangmu aku seperti melihat

gunung berapi yang bergemuruh

menahan lahar

sementara tanah yang aku pijak

adalah biru laut yang setiap senja

menenggelamkan matahari.

lalu, aku menemukan kembali

arti kasih yang pernah kita urai.

bukan hujan setelah terik

seperti yang sering kita maknai dan rasai.

tapi kasih adalah lazuardi pada

senja hari.


140300


Surat Putih 1

Surat Putih 2



Tidak ada komentar:

Posting Komentar